Mengenang kembali kelezatan Es Goreng

Siang itu terik matahari membuat saya harus mengelap keringat di kening saya berulang kali. Tenggorokan saya kering , yang berarti saya harus segera mencari penyegar agar tidak dehidrasi. Tiba-tiba di depan saya lewatlah seorang penjual Es Goreng keliling yang menjadikan saya membuka memori lama saat masih kecil dulu. Saya teringat salah satu jajanan wajib yang saya beli saat saya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. 

Dengan gerobak khas penjual Es Goreng pada umumnya , yaitu sepeda angin yang dimodifikasi dengan menggabungkannya dengan sebuah gerobak yang terbuat dari kayu serta ada payung peneduh yang terpasang di atas gerobak , saya masih hafal bagaimana penjual Es Goreng membunyikan bel berulang kali untuk menarik perhatian pembeli yang sebagian besar adalah anak-anak yang selalu merengek manja kepada ibunya minta untuk dibelikan Es Goreng ini. Waktu itu cukup dengan Rp 500 kita sudah bisa menikmati kesegaran dan kelezatan Es Goreng ini. 




Saya selalu mengamati bagaimana penjual Es Goreng ini menyiapkan sebuah hidangan yang menurut saya cukup 'wah' kala itu. Pertama sang penjual menyuruh saya memilih rasa es apa yang saya inginkan,saya selalu memilih Coklat. Meskipun penjual selalu menawari saya rasa yang lain , yaitu Vanila dan Strawberry tetapi saya selalu memilih rasa Coklat. Setelah memilih rasa es , kemudian penjual mengiris dengan ukuran sekitar 8 cm. Setelah diiris kemudian saat yang paling saya tunggu-tunggu datang yaitu mencelupkannya ke dalam lelehan coklat hangat yang selalu membuat saya menelan air liur beberapa kali karena coklat hangat yang bercampur dengan es yang dingin membuat asap-asap kecil yang saya yakin waktu itu , asap - asap kecil itu adalah bukti kelezatan Es Goreng. Seperti seorang Master Chef  yang memberikan sepotong masterpiece masakan instannya waktu itu kepada saya , dengan senyum lebar saya menerimanya dan segera menikmatinya. Dibandingkan dengan sekarang , mungkin seperti menyantap sepotong magnum ketika menikmatinya. Potongan pertama selalu membuat saya ketagihan untuk segera kembali mengulang menggigit dan menikmati Es Goreng ini. Dengan coklat manis yang bercampur dengan es rasa coklat yang segar , saya selalu tidak sabar untuk segera mengeksekusi habis Es Goreng yang saya beli.

Kenangan itu semua tersimpan rapi di otak saya ketika mengingat kenangan indah saat saya masih kecil dahulu. Saat rebutan dengan teman saya untuk mengantri membeli Es Goreng , saat sedang menyantap kelezatan Es Goreng ini , dan saat dimana saya tertawa dengan teman-teman saya saling meledek karena bekas coklat di sebelah kanan kiri bibir kami. Berbeda sekali dengan yang terjadi sekarang di depan saya. Mungkin karena saat ini mudah sekali untuk membeli sepeda motor , tidak ada gerobak dan sepeda angin. Penjual Es Goreng keliling kini menggunakan sepeda motor untuk menjajakan Es Gorengnya. Tidak ada bel khas seperti yang dulu saya dengar , digantikan dengan suara dari speaker kecil yang dipasang di sepeda motor. Meskipun jaman sudah berganti , tetapi saya tetap pecinta Es Goreng. Sambil menyerahkan uang senilai Rp 2.000 saya kembali mendapatkan hasil masterpiece es favorit saya , Es Goreng.

 
Es Goreng favorit saya :D

0 komentar:

Posting Komentar

 

Flickr Photostream

Twitter Updates

Meet The Author